Sudrajat: Pemimpin Merakyat Itu Harus Berani Berubah Dan Tidak Populer
Sudrajat: Pemimpin Merakyat Itu Harus Berani Berubah Dan Tidak Populer. Calon Gubernur Jawa Barat Mayjen
(purn) TNI Sudrajat menjawab kritik yang menyebut dirinya sebagai
pemimpin yang kurang merakyat. Mantan kepala pusat penerangan (Kapuspen)
TNI ini pun punya definisi sendiri terkait arti merakyat.
“Saya bilang hati-hati, ingatkan masyarakat Jabar, bahwa pemimpin
merakyat itu bukan pemimpin yang suka masuk gorong-gorong, pemimpin
merakyat itu bukan pemimpin yang berpakaian compang camping seperti
rakyat, bukan juga selfie tiap hari kepada masyarakat,” kata Sudrajat
dalam pidato sambutannya di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat (1/3).
Menurut pandangan Sudrajat, saat ini banyak sekali pemimpin yang
mencitrakan dirinya dengan penuh kebohongan-bohongan kepada masyarakat.
Dirinya pun menyebut pemimpin yang merakyat adalah pemimpin yang
berpikir, berbuat dan mengambil keputusan untuk membela rakyat kecil.
“Tanpa harus dia keliatan baik, tanpa harus dia keliatan bijaksana,
tapi apa yang diputuskan dia benar-benar tahu apa yang dibela yaitu
rakyat,” tutur Sudrajat.
Pria yang akrab disapa Kang Ajat ini juga menuturkan, dirinya keberatan dengan kritik yang menyebutkan diarahkan sebagai pemimpin yang tidak ramah. Hal itu ditenggarai lantaran dirinya kurang tersenyum.
“Saya bilang sebagai pemimpin, saya tersenyum pada waktunya, disaat yang tepat,” pungkas Sudrajat.
Lebih lanjut, menurut calon nomor urut tiga ini masalah kepemimpinan di Jabar secara filosifis sudah terselesaikan. Tetapi secara praktik, hal itu masih menjadi pertanyaan dan perlu untuk terus diperbaiki dari masa ke masa.
Sehingga, kata Sudrajat, yang dibutuhkan saat ini adalah masalah keadilan dalam segala aspek terutama dalam hal kesejahteraan. Salah satunya dengan cara pemerataan lahan pekerjaan bagi seluruh warga Jabar.
“Jadi pemimpin harus berani berubah dan tidak populer,” kata Sudrajat.
Sebagai informasi, saat ini Calon Gubernur Jawa Barat Mayjen (purn) TNI Sudrajat berpasangan dengan Ahmad Syaikhu dalam bertarung di pilkada Jawa Barat 2018. Mereka di usung oleh Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Pria yang akrab disapa Kang Ajat ini juga menuturkan, dirinya keberatan dengan kritik yang menyebutkan diarahkan sebagai pemimpin yang tidak ramah. Hal itu ditenggarai lantaran dirinya kurang tersenyum.
“Saya bilang sebagai pemimpin, saya tersenyum pada waktunya, disaat yang tepat,” pungkas Sudrajat.
Lebih lanjut, menurut calon nomor urut tiga ini masalah kepemimpinan di Jabar secara filosifis sudah terselesaikan. Tetapi secara praktik, hal itu masih menjadi pertanyaan dan perlu untuk terus diperbaiki dari masa ke masa.
Sehingga, kata Sudrajat, yang dibutuhkan saat ini adalah masalah keadilan dalam segala aspek terutama dalam hal kesejahteraan. Salah satunya dengan cara pemerataan lahan pekerjaan bagi seluruh warga Jabar.
“Jadi pemimpin harus berani berubah dan tidak populer,” kata Sudrajat.
Sebagai informasi, saat ini Calon Gubernur Jawa Barat Mayjen (purn) TNI Sudrajat berpasangan dengan Ahmad Syaikhu dalam bertarung di pilkada Jawa Barat 2018. Mereka di usung oleh Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Komentar
Posting Komentar